Senin, 04 November 2013

Carrie ~ You Will Know Her Name

Carrie (2013) adalah film remake dari Carrie (1976). Dan seperti movie mania ketahui film remake adalah film yang dibuat ulang karena jeda waktu yang cukup panjang atau film tersebut dibuat ulang dari sumber cerita yang sama (misalnya novel, komik, buku biografi). Sehingga tidak ada perubahan alur cerita.


Film remake memang seringkali mendapat beban yang cukup besar dibandingkan dengan film yang diangkat dari cerita yang baru dan atau film reboot sekalipun. Penonton yang sudah pernah menyaksikan film pertama dari yang di remake, pasti akan membandingkan film baru hasil remake tersebut dengan film lama, apakah lebih bagus ataukah gagal?

Tapi disini movie mania, saya tidak akan membandingkan film Carrie (2013) yang disutradarai oleh Kimberly Pierce dengan film Carrie (1976) hasil penyutradaraan dari Brian de Palma. Karena jujur, saya belum sempat menyaksikan film Carrie (1976) tersebut, sehingga saya tidak punya pembanding :p . Untuk itu, saya disini cuma akan mengulas sedikit tentang film Carrie (2013) yang di USA sana sudah mulai beredar mulai tanggal 18 Oktober 2013.

Movie Mania, seperti yang sudah kita ketahui bersama, film Carrie adalah film yang diangkat dari buku novel berjudul sama hasil tulisan dari Stephen King. Dan, siapa yang tidak kenal dengan Stephen King? Horror fans pasti tidak asing lagi dengan nama penulis ini. Novel-novel horrornya sudah banyak diadaptasi menjadi sebuah film sebut saja The Shinning, film horror yang masuk dalam list film horror terbaik para fans genre horror atau Misery, Creepshow, Pet Sematary dan lain-lain. Dan film Carrie adalah novel pertama Stephen King yang diadaptasi menjadi sebuah film --yang produksi 1976 tentunya--. Dan konon, Brian De Palma memegang peranan penting untuk memvisualisasikan naskah novel Carrie Stephen King ini ke layar lebar.

Carrie memulai filmnya dengan adegan Margaret White --diperankan sangat apik oleh Julianne Moore-- sedang menahan sakit yang tiada terhingga dikamarnya pada saat melahirkan seorang bayi tanpa dibantu oleh dokter. Bayi yang sedianya mau dibunuh oleh ibunya pada saat baru lahir tersebut tumbuh menjadi seorang gadis yang diberi mana Carrie White --dimainkan oleh Chloë Grace Moretz-- . Carrie White, gadis lugu dengan seorang ibu yang terlalu terobsesi dengan agama selalu menjadi bahan olok-olok gadis-gadis popular di Bates High Scholl. Carrie ketika di ruang ganti siswa perempuan mendapati tangannya berlumuran darah. Ketakutan akan hal ini, Carrie pun meminta tolong teman-temannya. Bukannya menolong, mereka justru mengejeknya dan melempari Carrie dengan pembalut. Miss Collin, guru olahraga yang baik hati ini pun menenangkan Carrie.

Satu yang tidak diketahui teman-temannya adalah bahwa dia memiliki kekuatan Telekinensis yang dapat menggerakkan benda-benda disekitarnya dengan kekuatan pikirannya. Penghinaan, caci maki dari teman-temannya disekolah mengendap dan perlahan-lahan mencapai puncak. Kemarahan yang telah mencapai puncak pada malam prom nite pun membuat Carrie kehilangan control atas pikirannya. Kekuatan Telekinensis Carrie pun menjadi sebuah pertunjukkan paling mengerikan pada malam Prom Nite Bates High School. Disinilah Carrie menunjukan kedahsyatan dari suatu kemarahan yang selama ini terendap dalam benaknya oleh karena ulah-ulah teman-temannya yang selalu mengejek, menghina dan mencaci-maki dirinya. Bahkan bu guru Collins (Judy Greer), guru olahraga nan baik hati yang selama ini sering melindunginya terkena imbas dari kemarahan Carrie, karena Carrie mengira Collins ikut andil dalam mempermalukan dirinya pada saat dirinya malam prom nite tersebut. Disinilah, saya sebagai penonton ikut merasakan kemarahan tiada batas dari Carrie, bahkan jujur pada saat Carrie memnbunuh Chris (Portia Doubleday), saya merasa kalau apa yang didapatkan oleh Chris si gadis sombong (tipikal Amerika sekali sepertinya) yang sering menghina Carrie belum sebanding dengan apa yang telah dilakukan. Tapi disini juga, saya merasakan kengerian menyaksikan hebatnya suatu kemarahan yang sekian lama terpendam membuncah keluar, memporak-porandakan semuanya.

Saya baca-baca di internet. konon banyak yang mengatakan Carrie (1976) adalah adaptasi novel terbaik dan tidak sedikit yang memasukkan Carrie sebagai salah satu film cult classic horror terbaik. Lalu bagaimana dengan Carrie (2013)?. Seperti yang sudah saya tulis di awal, bahwasanya saya belum sempat menonton Carrie (1976), so saya tidak akan membandingkannya. Tapi, novel horror karya Stephen King kebanyakan membangun aura horrornya secara psikologikal ketimbang aspek fisikal seperti film-film horror yang kebanyakan saya tonton. Jadi kalau mengharapkan kepala terbang melayang-layang dan darah muncrat tak beraturan kemungkinan besar hal itu tidak akan terealisasikan dalam karya Stephen King. Nah, hal itu akan didapatkan ketika menonton Carrie yang lebih menunjukkan sisi psikologis Carrie dengan sedikit adegan berdarah yang memorable di endingnya.

Plot Cerita Carrie sendiri sangatlah simple. Seorang gadis lemah, diolok-diolok, berada di bawah tekanan ibunya yang obesesi pada agama, dan menginginkan dirinya diterima lebih dimata teman-temannya. Sebuah cerita itik buruk rupa tapi dengan ending yang tragis.  Kimberly Pierce dengan cerdik mengarahkan film ini dengan mengarahkan para penontonnya untuk bersimpati pada sosok karakter Carrie yang dikucilkan. Sama halnya dengan dendam dan kemarahan tertahan dalam diri Carrie yang akhirnya memuncak, Pierce pun di filmnya menahan diri untuk tidak langsung menunjukkan adegan pamungkasnya. Pierce sukses melakukan ini, dan ketika adegan pamungkas yang berdurasi 20menitan itu pun sukses menjadi adegan Prom Nite berdarah yang mungkin sangat memorable dan membuat sosok Carrie yang berlumuran darah Babi disini menjadi terkenal.

Hal lain yang membuat Carrie menarik adalah Chloë Grace Moretz. Gadis cantik ini berhasil memerankan sosok Carrie yang memiliki mood yang cepat berubah. Dari sosok yang pemalu kemudian seketika berubah menjadi mengerikan. Adegan awal dimana Carrie dilempar-lempar pembalut mampu disajikan Chloe dengan natural sehingga membuat saya prihatin dengan ini. Dan ketika kemarahannya sudah memuncak, Chloe pun berhasil berubah jadi sosok yang mengerikan berlumuran darah.

Sepanjang tahun 2013 ini, movie mania sudah disuguhi oleh beberapa film horror seperti Mama, The Conjuring, Insidious Chapter 2 dll, dan satu nilai edukasi yang bisa diambil dari film Carrie adalah : JANGAN SEKALI-KALI KITA MENGHINA ORANG LAIN, KARENA KEMARAHAN DARI ORANG YANG KITA HINA TERSEBUT BISA SANGAT DAHSYAT AKIBATNYA...

CARRIE
Directed by: Kimberly Peirce
Produced by: Kevin Misher
Screenplay by: Lawrence D. Cohen, Roberto Aguirre-Sacasa
Based on Carrie by Stephen King
Starring: Chloë Grace Moretz, Judy Greer, Portia Doubleday, Alex Russell, Gabriella Wilde, Julianne Moore Music by: Marco Beltrami
Cinematography: Steve Yedlin
Editing by: Lee Percy
Studio: Misher Films
Distributed by: Metro-Goldwyn-Mayer Screen Gems
Release date(s) October 18, 2013
Running time 99 minutes
Country United States
Language English
Budget $30 million
Box office $32,750,521
Artikel Terkait

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentarlah dengan baik...

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More